Online

Hanya Empat Nama di Bali!

Sejarah dan Budaya Bali August 04, 2020
bali-home-immo-hanya-empat-nama-di-bali

Empat Nama di Bali: Tradisi Penamaan di Bali

 

Berteriak "WAYAN!" di jalan yang ramai dan amatilah berapa banyak orang yang akan melihat Anda! Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sepertinya hanya ada empat nama di Bali? Artikel ini akan menjelaskan sedikit tentang kebiasaan penamaan di pulau yang unik ini.

 

Bagaimana Cara Penamaan Bali

 

Di Bali, nama bukan hanya sekedar label, tetapi memiliki makna yang dalam, yang sering kali mencerminkan kasta, urutan kelahiran, dan jenis kelamin seseorang. Di masa lalu, kasta digunakan untuk mengkategorikan orang sesuai dengan peran mereka dalam masyarakat. Namun, saat ini, kasta-kasta ini dipertahankan terutama untuk menjaga garis keturunan keluarga.

 

Nama-nama Bali adalah kombinasi dari kasta, jenis kelamin, dan urutan kelahiran leluhur seseorang.

 

Nama Berdasarkan Kasta

 

Masyarakat Bali secara tradisional terstruktur dalam empat kasta, masing-masing dengan namanya sendiri:

 

1. Brahmana: Kasta tertinggi, biasanya terdiri dari para pendeta dan cendekiawan. Pria biasanya memiliki nama yang dimulai dengan "Ida Bagus," dan wanita dengan "Ida Ayu."

 

2. Ksatria: Kasta ksatria, termasuk keluarga kerajaan dan bangsawan, sering menggunakan nama-nama seperti "Gusti Ngurah" untuk pria dan "Gusti Ayu" untuk wanita. Anda mungkin juga akan menemukan nama-nama seperti Cokorda, Anak Agung, Dewa, dan Desak dalam kasta ini.

 

3. Waisya: Kasta pedagang dan pengrajin ini secara tradisional menggunakan nama-nama yang diawali dengan 'Ngakan', 'Kompyang', 'Sang', dan 'Si'. Namun, nama-nama ini semakin jarang digunakan.

 

4. Sudra: Kasta terendah, biasanya terdiri dari para buruh dan petani. Nama untuk laki-laki dimulai dengan "I", dan untuk perempuan dengan "Ni", diikuti dengan urutan kelahiran. Misalnya, "Wayan" untuk anak sulung, "Made" untuk anak kedua, dan seterusnya. Sekitar 90% penduduk Bali termasuk dalam kategori ini.

 

Pengaruh dari klasifikasi kasta ini telah jauh berkurang dalam masyarakat Bali masa kini karena banyak aturan tradisional, seperti aturan profesi tertentu untuk kasta tertentu, telah menjadi usang. Sebagai contoh, sudah tidak asing lagi menemukan seseorang bernama "Ida Bagus" yang bekerja di industri perhotelan atau bahkan "I Wayan" yang menjabat sebagai gubernur provinsi Bali.

 

Nama Berdasarkan Urutan Kelahiran

 

Urutan kelahiran memainkan peran penting dalam nama-nama Bali, yang mengarah ke kumpulan nama yang relatif kecil yang sering didaur ulang:

 

1. Anak sulung dapat diberi nama Wayan atau Putu, yang dapat digunakan untuk kedua jenis kelamin. Variasi lainnya termasuk "Gede" (yang berarti "besar" untuk laki-laki) dan "Luh" untuk perempuan.

 

2. Anak kedua sering diberi nama Made. Variasi lainnya adalah Nengah dan Kadek.

 

3. Anak ketiga mungkin bernama Nyoman atau Komang, yang berasal dari kata 'Anom' yang berarti muda.

 

4. Anak keempat bernama Ketut.

 

5. Untuk keluarga dengan lebih dari empat anak, siklus ini berulang, dengan anak kelima menerima nama yang sama dengan anak pertama, diikuti dengan variasi tambahan seperti "Alit" atau "Balik."

 

Dan begitulah cara kerja nama di Bali

Share This Article

Hanya Empat Nama di Bali!

Table of Content

Topic Tags