Online

Masih Murni - Desa Tradisional di Bali yang Wajib Anda Kunjungi

September 18, 2023
bali-home-immo-masih-murni-desa-tradisional-di-bali-yang-wajib-anda-kunjungi

Bali telah lama menjadi tujuan wisata dunia bagi banyak wisatawan mancanegara. Dari tahun ke tahun semakin banyak pengunjung yang datang ke pulau dewata ini. Banyak yang datang untuk menikmati suasana pesta di pantai dan budaya peselancar. Namun banyak juga yang ingin merasakan kehidupan Bali yang sesungguhnya. Salah satu cara terbaik untuk merasakannya adalah dengan mengunjungi desa-desa tradisional yang masih melestarikan adat istiadat dan gaya hidupnya. Di sini kami telah mengumpulkan beberapa desa tradisional yang harus Anda kunjungi di Bali:

 

Desa Penglipuran

 

Saat Anda memasuki Penglipuran, Anda akan merasa seperti berada di surga pedesaan yang tenang. Desa ini terletak di kaki Gunung Batur, di Kabupaten Bangli. Terletak tinggi di pegunungan, udaranya sangat segar. Nama Penglipuran sendiri memiliki cerita tersendiri, berasal dari kata "pengeling pura", yang berarti "tempat suci untuk menghormati para leluhur".

 

Desa Penglipuran bukanlah tujuan wisata biasa, tetapi sebuah tempat yang telah membuat gelombang baik di tingkat lokal maupun global. Pada tahun 2016, desa ini dinobatkan sebagai desa terbersih ketiga di dunia oleh Green Destinations Foundation, setelah Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.

 

_7R0oVH2pIKCQlQkq4B7D2LZTh9FgqoSZgz7YOnOJ7O1r8S8Y8FpbLB4c4hSg2_GW7GMW9CFfVtYnR52M7iTQUSU0K57oTqmiuevW3QoEB15pdiVK7hmihsofp-6fK35gneHJVm-2NGEeDyIuutRJNU

Desa Penglipuran adalah salah satu desa terbersih di dunia.

Foto oleh Indonesia Travel

 

Namun, yang membuat Penglipuran begitu istimewa bukan hanya bentang alamnya yang sempurna. Yang terpenting adalah budaya yang menghangatkan hati dari masyarakat Bali Mula, yang telah menyebut tempat ini sebagai rumah mereka selama beberapa generasi. Mereka berdedikasi untuk melestarikan tradisi mereka dan hidup dengan filosofi Tri Hita Karana yang indah, yang secara harmonis menyatukan dunia spiritual, kemanusiaan dan alam.

 

Dan inilah yang paling menarik: Anda tidak hanya bisa mengunjungi Penglipuran, tapi juga mengalaminya. Ada beberapa homestay di mana Anda bisa merasakan adat dan budaya Penglipuran. Anda akan merasakan esensi Bali dengan cara yang paling otentik. 

 

Desa Tigawasa

 

Desa Tigawasa terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa ini merupakan desa tradisional yang merupakan rumah bagi komunitas Bali Mula dan terletak di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut. Ketinggian ini memberikan suasana yang sejuk dan tenang.

 

UzF8jaatzZ4kbUvzgQ7QMFhAPur9avwx9j5ZnHgUv8rIROWuThD8L6bBUZ2cSpHkgdjLihpcv6eVGnN3qaSILxQz34mctTY3lAGA_SNBEUdOpTf42Ekm7pwTarOEiadeDVumbQcKCcbLyM-Ex78-aE0

Menara bambu di Tigawasa village.

Foto oleh Bali Tribune

 

Saat menjelajahi Tigawasa, Anda akan menemukan perkebunan dan persawahan yang membentang sejauh mata memandang. Selain itu, Anda juga berkesempatan untuk mencicipi kopi Robusta yang baru saja dipanen oleh petani setempat.

 

Aspek unik dari desa yang merupakan salah satu desa tertua di Buleleng ini adalah tradisi khusus menggunakan kain batik untuk penguburan. Tradisi ini berbeda dengan tradisi ngaben di Bali yang biasa dilakukan di mana orang yang meninggal dikremasi.

 

Desa Sidatapa

 

Desa Sidatapa adalah salah satu desa yang telah berusia ratusan tahun di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Yang membuat Desa Sidatapa istimewa adalah rumah tradisionalnya yang dikenal sebagai "Bale Gajah Tumpang Salu" yang telah berdiri sejak sekitar tahun 785 Masehi.

 

Atis42sE2cM1JiIHxkiA6vE6MjQw_8QfbvtDphI38n2Hk6E8Gqd9zvcQfRCnELBE2wlkQSYoU6TmRvm579nGyifsU4_lRxBv6v2LLMbAqKgQLUYAUF1SQIISWIw8rwXoz8DXE-1MMdPlin1_pUy2Q3k

Matahari terbit di desa Sidatapa.

Foto oleh situs web desa Sidetapa

 

Rumah kuno ini terdiri dari beberapa bagian yang berbeda, salah satunya disebut "Tri Mandala" dan digunakan untuk pemujaan. Dibangun dari tanah dan ditopang oleh 12 pilar kayu, bangunan ini menghadap ke arah jalan. Jika Anda mengunjungi Desa Sidatapa, Anda dapat melihat keahlian menganyam bambu dan menyaksikan tarian dan ritual unik yang menjadi bagian dari warisan budayanya.


 

Desa Tenganan

 

Saat Anda mengunjungi Desa Tenganan, Anda berkesempatan untuk menjelajahi rumah-rumah tradisional yang telah berdiri sejak zaman dahulu. Masyarakat Tenganan sangat menjunjung tinggi adat istiadat setempat, yang dikenal dengan nama "awig-awig", yang sudah ada sejak abad ke-11 dan dikukuhkan pada tahun 1842.

 

pf61tcUo7TQzN_vmSyjOk1DUD5MB5xwREh3NSjoh_VsMCiNQf2-MUV5Ovs2rh3d4-R8Of4wTdD_XmG95E2I_TptrAGadycJCi5PT8vJqoVt07TMgeGpyrY28Ch2yAVKnmqDIVtrfioA6L7OjGGbYtIA

Desa Tenganan.

Foto oleh Indonesia Travel

 

Lingkungan di desa Tenganan masih sangat alami dengan sawah yang subur dan banyak pepohonan. Tenganan terkenal dengan produksi kain tenun "Gringsing". Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

 

Desa Cempaga

 

Desa berikutnya yang harus Anda kunjungi adalah Desa Cempaga. Desa ini tersembunyi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa ini, salah satu yang tertua di Buleleng, bangga dengan koleksi tarian sakral yang telah dilestarikan secara turun-temurun. Beberapa tarian sakral tersebut adalah tari jangkang, tari baris, tari pendet dan tari rejang.

 

KJB3gyn1t69ItreNZwnjqZMrzJnwXtiKwlJgRnEkp5UqldW8GxvxjyOQ80TFmUTxPMpiT1ws1whPR9T1hmTm4ZuBOBagXXvOmSnyNplbPI5cILsAA7AWF0vC2kL7yLGRvpncwGO0xT0px0qEA_qytt8

Tarian tradisional di Desa Cempaga.

Foto oleh situs web desa Cempaga

 

Anda dapat menyaksikan tarian-tarian menawan ini di Pura Desa Cempaga yang dikenal dengan nama "Pura Desa Cempaga" Pengunjung juga memiliki kesempatan khusus untuk menyaksikan "Upacara Mecacar", sebuah upacara yang berlangsung pada pukul 01:00 dini hari pada hari raya besar di Bali seperti Galungan, Kuningan dan Karya Agung Muayon. 

 

Desa Trunyan

 

Trunyan mungkin bukan pilihan semua orang, tapi ini merupakan pengalaman unik yang harus Anda coba setidaknya sekali ketika berada di Bali.

 

qHJxuJDDJx84C_TayIwCqL-KiCiDYmDgRPnp-341BX1zmsSerIf4nsL1XrJT3SL981Zb8dbazbgnQa6A8zacPljwvIRg2cURl-V4-LjIp0a05UCyQAEV6S8G2U9JM8Wi_tZi3Jus6rI0YXDLNEE-668

Anda akan mencapai desa Trunyan dengan menyeberangi danau.

Foto oleh KSM Tour

 

Desa Trunyan adalah desa tradisional yang terkenal di Bali, bahkan hingga ke luar negeri. Yang membuat Trunyan benar-benar unik adalah tradisi yang menarik, yaitu tidak mengubur atau mengkremasi orang yang meninggal, melainkan meletakkannya di atas tanah. Tempat di mana jenazah-jenazah ini beristirahat disebut "Sema Wayah" dan terletak di bawah pohon "Kemenyan" yang harum, yang juga dikenal sebagai Taru Menyan. Hebatnya, meskipun tulang belulang berserakan, tidak ada bau yang tidak sedap atau bau busuk. Penduduk setempat percaya bahwa pohon Kemenyan memancarkan aroma yang menetralisir bau tak sedap di sekitar kuburan.

 

Desa ini terletak di tepi Danau Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus menaiki perahu menyeberangi Danau Batur.

 

Desa Nyuh Kuning

 

Desa tradisional Bali ini terletak di Kecamatan Ubud di Kabupaten Gianyar dan dikenal dengan pesona pedesaan dan kekayaan budayanya. Saat Anda menyusuri Desa Nyuh Kuning, Anda akan disambut oleh pohon-pohon kamboja yang berjejer di sepanjang jalan. Tak heran, 5.000 pohon kamboja telah ditanam di Desa Nyuh Kuning sebagai bagian dari program yang luar biasa.

 

M1Ko9SzXt91haGq7xCWS6FUdEsdch6eQIaDxgnzEPjKsiQon9a8y5Gb7WPH900JJuEpY_l52rcJasnrj5ZWeC7wLyz0A2le3PcrDxXG08VYj--jiwgBUOw8ukgIALOM7ougaTHAuaajig8AxGWcObNA

Nyuh Kuning village in Ubud.

Photo by Kompasiana

 

Dan tidak hanya itu: pengunjung desa Nyuh Kuning juga dapat menyaksikan pertunjukan tari tradisional Bali di pura-pura desa. Pertunjukan tarian tradisional ini mendapat penghormatan khusus karena berlangsung di sebuah desa yang berakar kuat pada adat istiadat dan tradisinya. Ini adalah pengalaman yang akan membawa Anda masuk ke dalam jantung budaya Bali yang sakral.


Dan inilah desa-desa tradisional di Bali yang harus Anda kunjungi. Anda akan menemukan bahwa desa-desa tradisional ini tersebar di seluruh pulau dan Anda tidak akan dapat mengunjungi semuanya dalam beberapa hari. Untuk pengalaman yang lebih baik, Anda dapat mempertimbangkan untuk menyewa villa-villa ini selama kunjungan Anda.

Share This Article

Masih Murni - Desa Tradisional di Bali yang Wajib Anda Kunjungi

Table of Content

Topic Tags