Fakta Lengkap Tentang Hari Raya Nyepi
Nyepi, juga dikenal sebagai Hari Raya Nyepi, adalah hari yang paling penting dan sakral dalam kalender Caka. Ini adalah hari refleksi diri dan meditasi, di mana orang-orang di pulau Bali di Indonesia melakukan keheningan, puasa, dan pantang. Dalam artikel ini, kami akan membahas sejarah, acara, dan persiapan yang diperlukan untuk Nyepi, serta apa yang harus diingat oleh pengunjung non-Hindu.
Sejarah Nyepi
Nyepi telah dirayakan di Bali selama berabad-abad dan berakar pada mitologi Hindu. Perayaan ini jatuh pada hari setelah bulan baru dalam kalender Saka Bali, yang menandakan tahun baru dalam kalender Saka. Biasanya terjadi pada bulan Maret atau April dan merupakan hari keheningan total, di mana semua aktivitas di pulau ini dihentikan.
Menurut legenda, setan-setan di pulau ini diusir pada siang hari sebelum Nyepi, yang dikenal dengan nama Pengrupukan, melalui suara-suara keras dan pembakaran patung-patung. Pada hari Nyepi itu sendiri, pulau ini dianggap sepi, sehingga setan-setan akan mengira pulau ini tidak berpenghuni dan pergi.

Alt text: Leak Bali
Sumber: https://bit.ly/3F2JBVN
Catatan sejarah menunjukkan bahwa Nyepi diciptakan berdasarkan cerita dari kitab suci Weda yang menceritakan bagaimana, pada abad-abad awal Masehi, Negara India dan daerah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial yang berkepanjangan. Pada masa itu, banyak terjadi konflik antar suku (Caka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana, dan Malaya) dengan kondisi menang dan kalah yang silih berganti.
Gelombang perebutan kekuasaan antar suku ini akhirnya menyebabkan kehidupan beragama menjadi terombang-ambing. Pada akhirnya, suku Caka menjadi pemenang di bawah kepemimpinan Raja Kaniskha I, yang dinobatkan sebagai Raja dan keturunan Caka pada hari pertama (satu hari setelah tilem) bulan pertama (caitramasa) tahun pertama (01) Caka, pada bulan Maret 78 Masehi. Untuk memperingati hal-hal baik yang terjadi di bawah kepemimpinan Raja Kaniskha I, maka terciptalah Hari Raya Nyepi. Sejak saat itu, kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan beragama di India ditata ulang
.
Rangkaian Acara Nyepi
Nyepi sebenarnya adalah serangkaian acara yang berlangsung selama beberapa hari. Berikut ini adalah rincian dari setiap harinya:
Melasti
Melasti adalah acara pertama Nyepi dan berlangsung tiga hari sebelumnya. Acara ini merupakan upacara penyucian yang melibatkan pelarungan artefak pura ke laut atau danau untuk dibersihkan. Bagi umat Hindu Bali, laut dan danau merupakan sumber air suci kehidupan (tirta amerta) yang dipercaya dapat membersihkan segala macam kotoran dalam diri manusia dan alam semesta.

Alt text: Upacara Melasti
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fd/ST_5670.jpg
Pantai Legian, Canggu, dan Melasti merupakan lokasi yang terkenal untuk upacara Melasti. Jika Anda ingin menyaksikan upacara ini dari dekat, pastikan Anda menghormati acara ini dan mematuhi tata krama.
Mecaru dan Pengrupukan
Acara kedua adalah Pengrupukan, yang juga dikenal sebagai Mecaru. Ini adalah hari sebelum Nyepi dan melibatkan pembakaran patung-patung (ogoh-ogoh) yang melambangkan roh-roh jahat (bhuta kala), dengan tujuan untuk mengusir mereka dengan membuat suara-suara keras.

Alt text: Ogoh ogoh
Source: https://www.flickr.com/photos/janumedia/427709947
Nyepi
Nyepi sendiri merupakan acara ketiga dan merupakan hari keheningan, di mana seluruh pulau ditutup. Tidak ada lampu yang boleh dinyalakan, tidak ada api yang boleh dinyalakan, tidak ada yang boleh bekerja, dan tidak ada yang boleh meninggalkan rumah. Ini adalah waktu untuk refleksi diri dan memurnikan diri. Ada empat pantangan yang disebut Catur Brata Penyepian, yang meliputi:
Amati Geni: Dilarang menyalakan api baik secara harfiah maupun kiasan. Selain melarang menyalakan api atau lampu, umat Hindu diminta untuk meredam hawa nafsu, emosi, dan amarah.
Amati Karya: Tidak bekerja. Nyepi adalah momen untuk beristirahat sejenak dari segala hiruk pikuk pekerjaan dan ajakan untuk berhenti sejenak dan merefleksikan apa yang telah dilakukan seseorang selama ini.
Amati Lelanguan: Dilarang mencari atau menciptakan hiburan, mulai dari berpesta, berjudi, dan lain sebagainya yang dianggap menghibur. Itu sebabnya internet, radio dan TV lokal juga dimatikan selama sehari di Bali.
Amati Lelungan: Bepergian dilarang, tidak ada yang diberi akses untuk bepergian kecuali petugas yang berwenang seperti polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit, dan instansi terkait lainnya. Jadi jalanan di Bali akan sangat sepi.

Alt text: Hari Nyepi
Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Nyepi2012.jpg
Ngembak Geni
Acara terakhir dari perayaan Tahun Baru Bali adalah Ngembak Geni, yang diadakan satu hari setelah Nyepi. Ini adalah waktu yang istimewa ketika pengampunan dicari dan diberikan di antara keluarga dan teman. Masyarakat Bali mengambil kesempatan ini untuk saling mengunjungi, bertukar salam, dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir.

Alt text: Family visit after Nyepi
Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Galungan.jpg
Apa yang harus dipersiapkan saat Nyepi bagi Non-Hindu
Jika Anda berencana untuk mengunjungi Bali saat Nyepi, penting untuk mengetahui batasan-batasan yang berlaku dan mempersiapkan diri dengan baik. Berikut beberapa hal yang perlu diingat:
1. Tidak ada internet
Selama Nyepi, penyedia layanan internet seluler lokal akan mematikan sinyalnya di wilayah Bali. Jika Anda khawatir dengan pekerjaan Anda, jangan khawatir, Anda masih dapat mengakses wifi. Tapi untuk momen tenang yang langka seperti Nyepi di Bali, sayang sekali jika Anda melewatkannya begitu saja dengan menonton Netflix atau bermain game. Sebaliknya, Anda dapat menggunakan waktu ini untuk memutuskan hubungan dengan dunia dan fokus pada refleksi diri.
2. Persediaan makanan
Semua toko dan restoran akan tutup selama Nyepi, jadi penting untuk membeli makanan terlebih dahulu. Meskipun beberapa hotel dan resor mungkin memiliki menu terbatas yang tersedia, yang terbaik adalah bersiap-siap dengan makanan ringan dan kebutuhan lainnya. Dan melihat situasi sebelumnya, sangat disarankan untuk tidak membeli bahan makanan satu atau dua hari sebelum Nyepi, kecuali jika Anda ingin mengalami antrian panjang, kerumunan orang di toko, atau kehabisan stok.

Alt text: Toko ramai sebelum Nyepi
Source: https://www.flickr.com/photos/hawaii/262611843
3. Tidak boleh berisik
Selama Nyepi, ada larangan total terhadap kebisingan. Musik keras dan berbicara dengan suara keras tidak diperbolehkan, dan penting untuk menghormati hal ini. Nikmati keheningan dan luangkan waktu untuk merenungkan hidup dan tujuan Anda.
4. Semua fasilitas ditutup, kecuali rumah sakit
Selama Nyepi, semua fasilitas umum dan komersial, termasuk kantor, bandara, toko, restoran, dan bahkan ATM ditutup. Hal ini untuk menjaga kekhidmatan acara tersebut. Perlu dicatat bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai adalah satu-satunya bandara di dunia yang tutup selama 24 jam selama Nyepi. Meskipun ditutup, pemerintah Bali tetap mengakomodasi umat beragama lain selama perayaan Nyepi. Misalnya, saat Nyepi bertepatan dengan salat Jumat bagi umat Muslim, mereka diizinkan untuk salat bersama di masjid, hanya saja tidak boleh memakai pengeras suara. Setelah salat, mereka diharapkan kembali ke rumah dan merayakan sisa hari raya Nyepi dengan tenang.
Fakta Menarik Tentang Nyepi
Menikmati langit berbintang di malam Nyepi
Salah satu pengalaman yang paling mempesona saat Nyepi adalah langit malam yang jernih dan bertabur bintang. Karena pulau ini tidak memiliki lampu buatan, Anda dapat mengamati kerlap-kerlip bintang dan Bimasakti dengan segala kemegahannya. Ini adalah waktu yang tepat untuk bersantai dan mengagumi keindahan alam semesta. Jadi siapkan peralatan terbaik Anda untuk mengabadikan momen langka ini atau cukup menggelar tikar di atap untuk menikmati kemegahan langit malam Bali.

Alt text: Nyepi milky way
Source: https://www.flickr.com/photos/36760290@N08/40834625052
Festival Omed-omedan di Sesetan, Denpasar
Omed-omedan adalah upacara meriah yang diadakan di Desa Sesetan setiap tahun, setelah hari raya Nyepi, pada hari Ngembak Geni untuk menyambut tahun baru Saka. Ini adalah tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh para pemuda Banjar Kaja. Omed-omedan, yang berarti 'tarik-menarik' dalam bahasa Bali, melibatkan para pemuda yang belum menikah dengan rentang usia 17 hingga 30 tahun. Puncak dari upacara ini adalah ketika kelompok pria dan wanita saling tarik menarik dengan tangan kosong, berpelukan, dan bahkan berciuman sambil disiram air. Upacara unik ini berlangsung hingga pukul 17.00 waktu setempat.

Alt text: Kiss festival after Nyepi
Source: https://bit.ly/3IV5TKv
Mebuug-Buugan: tradisi bermain lumpur
Tradisi unik lainnya saat Nyepi adalah festival lumpur Mebuug-Buugan, yang dilakukan di Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Kata 'buug' berarti tanah atau lumpur, dan tujuan dari tradisi ini adalah untuk membersihkan diri untuk menyambut tahun baru. Peserta dari segala usia, baik pria maupun wanita, berkotor-kotoran dengan lumpur dan terlibat dalam perang lumpur yang menyenangkan. Setelah itu, mereka berjalan ke pantai di sebelah barat untuk membersihkan diri. Tradisi Mebuug-Buugan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, dan setelah dihentikan selama 60 tahun, tradisi ini dihidupkan kembali pada tahun 2015.
Nyepi adalah hari raya yang luar biasa dan penting di Bali yang sarat akan tradisi dan simbolisme. Bagi pengunjung yang bukan beragama Hindu, penting untuk mengetahui dan menghormati larangan-larangan yang berlaku selama periode ini serta menghormati adat istiadat dan tradisi di pulau ini. Dengan demikian, pengunjung dapat merasakan keajaiban Nyepi dan mendapatkan apresiasi yang lebih dalam terhadap budaya Bali