Online

Menjelajahi Sawah Berundak dan Pura Tersembunyi di Tabanan

Destinasi Wisata Bali November 12, 2025 5 Min Read
bali-home-immo-menjelajahi-sawah-berundak-dan-pura-tersembunyi-di-tabanan

Daya Tarik Hijau Tabanan

Tabanan, yang sering disebut sebagai “Jantung Hijau Bali”, terletak di wilayah barat pulau, sekitar satu setengah jam perjalanan dari Ubud atau Denpasar. Kawasan ini dikenal dengan perbukitan berkabut, hamparan sawah hijau, serta pura-pura kuno yang berada tenang di antara pegunungan berhutan. Jauh dari keramaian kawasan wisata utama, Tabanan menawarkan suasana Bali yang lebih autentik: tenang, religius, dan dekat dengan alam.

Di sini, Anda dapat berjalan di antara terasering yang telah dibentuk selama berabad-abad dan menemukan pura-pura tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan, terutama di desa-desa seperti Penebel, Pupuan, dan Baturiti. Tabanan mengundang Anda untuk melambat, bernapas lega, dan menikmati keindahan Bali yang tetap terjaga.

 

Mengapa Tabanan Disebut “Jantung Hijau Bali”

Hamparan Sawah yang Membentang Luas

Menghampar di perbukitan dan lembah sungai, Tabanan dikenal dengan bentang sawah berundak yang luas dan hijau. Para petani masih menggunakan metode tradisional dalam mengelola terasering, terutama di Desa Jatiluwih (Kecamatan Penebel) dan Desa Belimbing (Kecamatan Pupuan). Pemandangan berubah mengikuti musim, dari hijau segar saat penanaman hingga keemasan menjelang panen, membentuk panorama yang mencerminkan kehidupan pedesaan Bali.

Sistem Subak: Harmoni Manusia, Alam, dan Spiritualitas

Sawah-sawah ini merupakan bagian dari sistem irigasi Subak yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO dan berakar kuat di Tabanan. Subak bukan sekadar jaringan saluran air, tetapi wujud penerapan filosofi Tri Hita Karana — harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Nilai ini tampak jelas di terasering Jatiluwih, di mana para petani masih rutin menghaturkan persembahan di pura-pura air yang mengalirkan kehidupan ke sawah mereka.

 

Sawah Berundak Utama yang Patut Dikunjungi di Tabanan

 

 

Jatiluwih Rice Terraces

Terletak di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Jatiluwih Rice Terraces merupakan ikon utama Tabanan. Membentang sekitar 600 hektare di lereng selatan Gunung Batukaru, kawasan ini menawarkan pemandangan luas, jalur jalan kaki yang tertata, dan suasana yang tenang. Pengunjung dapat mengikuti rute trekking yang telah diberi penanda atau didampingi pemandu lokal yang menjelaskan tradisi pertanian dan sejarah Subak. Udara sejuk serta lingkungan yang asri menjadikannya salah satu lokasi paling menarik untuk menikmati pemandangan alam Bali.

Belimbing Rice Terraces

Sekitar 30 kilometer di sebelah barat Jatiluwih, di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, terdapat hamparan sawah yang tidak kalah memukau. Belimbing Rice Terraces relatif lebih sepi, sehingga cocok bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan suasana pedesaan yang otentik. Sawah-sawah ini dikelilingi oleh kebun cengkih dan aliran air terjun kecil yang menambah keindahan kawasan. Keramahan para petani setempat mencerminkan karakter masyarakat Bali yang hangat.

Sawah Yeh Gangga dan Pemandangan Pesisir

Untuk pengalaman yang berbeda, Anda dapat menuju Yeh Gangga, dekat pusat Kota Tabanan. Kawasan ini merupakan salah satu wilayah yang memperlihatkan pertemuan antara sawah hijau dan laut. Terasering yang menurun menuju pantai berpasir hitam dengan deburan ombak menciptakan pemandangan yang kontras namun harmonis. Yeh Gangga juga dikenal dengan pantainya yang tenang dan aktivitas berkuda saat matahari terbenam.

 

Pura Tersembunyi dan Situs Suci di Tabanan

 

 

Pura Ulun Danu Beratan

Berada di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Pura Ulun Danu Beratan berdiri anggun di tepi Danau Beratan di dataran tinggi Bedugul. Bangunan suci yang seolah mengapung di atas permukaan danau ini didedikasikan untuk Dewi Danu, dewi air dan kesuburan. Pemandangan pura dengan latar pegunungan berkabut menjadi salah satu ikon visual Bali yang paling dikenal.

 

Pura Luhur Batukaru

Terletak di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, di lereng berhutan Gunung Batukaru, Pura Luhur Batukaru sering diselimuti kabut pegunungan yang sejuk. Pura ini merupakan salah satu dari sembilan pura penjaga arah di Bali dan dipersembahkan kepada Mahadewa, pelindung wilayah barat. Suasananya yang hening dan dikelilingi hutan menjadikannya tempat sembahyang dan perenungan yang khidmat.

 

Pura Tamba Waras

Di Desa Sangketan, dekat Penebel, terdapat Pura Luhur Tamba Waras yang dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan. Menurut kisah setempat, pura ini dibangun di lokasi tempat seorang raja Bali sembuh dari penyakit. Hingga kini, banyak umat datang untuk memanjatkan doa memohon pemulihan kesehatan dan keseimbangan batin di tengah suasana hutan yang tenang.

 

Jelajah Alam dan Trek Pendek di Tabanan

 

 

Jalur Trekking Jatiluwih

Kawasan Jatiluwih tidak hanya merupakan situs UNESCO, tetapi juga destinasi ideal untuk trekking ringan. Jalur-jalur di Kecamatan Penebel ini membawa pengunjung melewati persawahan, rumpun bambu, dan desa tradisional. Setiap rute menyajikan pemandangan Gunung Batukaru dan terasering bertingkat yang menawan. Suhu yang sejuk dan suasana yang tenang menjadikannya pilihan yang nyaman bagi berbagai tingkat kemampuan.

Pendakian Gunung Batukaru

Dengan ketinggian 2.276 meter di atas permukaan laut, Gunung Batukaru menjadi salah satu puncak penting di Bali dan mendominasi lanskap Tabanan. Jalur pendakian utama dimulai dari Desa Wongaya Gede, dekat Pura Luhur Batukaru. Waktu pendakian menuju puncak sekitar lima jam, dengan pemandangan yang dapat mencakup pesisir selatan Bali hingga Laut Jawa. Sebagai gunung yang disakralkan, pendaki diharapkan menjaga tata krama, mengenakan pakaian sopan, dan menghindari kebisingan.

Air Terjun dan Jalur Hutan

Tabanan juga menyimpan beberapa air terjun yang masih relatif tenang dan alami. Di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, terdapat Air Terjun Blahmantung yang tersembunyi di antara kebun kopi. Lebih dekat ke wilayah pesisir, di Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, terdapat Pura Luhur Srijong yang berada tidak jauh dari air terjun kecil yang mengalir menuju laut. Kedua lokasi ini menawarkan suasana yang sejuk dan tidak padat pengunjung.

 

Tempat Menginap

Pilihan akomodasi di Tabanan mendukung karakter alamnya yang tenang. Wisatawan dapat memilih menginap di eco-lodge atau homestay di sekitar Jatiluwih, Belimbing, atau Baturiti. Beberapa penginapan juga mengusung konsep pariwisata berkelanjutan serta menyediakan kegiatan seperti ikut menanam padi atau mengikuti kelas memasak bersama warga setempat.

 

Penutup

Menjelajahi sawah berundak dan pura tersembunyi di Tabanan bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan kesempatan untuk menyaksikan kehidupan dan budaya Bali yang masih terjaga. Setiap terasering, jalur, dan pura menggambarkan keterikatan yang kuat antara masyarakat, alam, dan nilai spiritual.

Baik saat Anda berjalan melintasi hamparan hijau Jatiluwih, bersembahyang di Pura Luhur Batukaru, maupun menikmati suasana pagi di Desa Belimbing, Tabanan menghadirkan harmoni yang meninggalkan kesan mendalam.

Share This Article

Menjelajahi Sawah Berundak dan Pura Tersembunyi di Tabanan

Table of Content

Topic Tags